Ando Jefri

Kamis, 26 Desember 2013

Ilmu Pengetahuan melawan kemiskinan

            Manusia merupakan mahkluk yang paling special yang diciptakan Tuhan, hal itu menunjukkan status yang lebih tinggi dari mahkluk hidup yang lain. Tiap tahunnya manusia berkembang dalam diri dan menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru. Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.[1] Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.[2]. http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu.
            Ilmu pengetahuan mempunyai peran penting untuk melawan kemiskinan dan kesejahteraan pada masyarakat, semakin ilmu pengetahuan merata dalam suatu lingkungan masyarakat maka kemiskinan pun semakin berkurang. Kemiskinan merupakan hal yang krusial pada bangsa kita. Total rakyat miskin saat ini mencapai sekitar 28.07 juta jiwa seperti yang terlansir dalam website pemerintah yaitu http://www.bps.go.id/?news=1023.
            Berikut adalah hasil kutipan dari website pemerintah: “Pada bulan Maret 2013, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,07 juta orang (11,37 persen), berkurang sebesar 0,52 juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2012 yang sebesar 28,59 juta orang (11,66 persen).
            Selama periode September 2012-Maret 2013, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,18 juta orang (dari 10,51 juta orang pada September 2012 menjadi 10,33 juta orang pada Maret 2013), sementara di daerah perdesaan berkurang 0,35 juta orang (dari 18,09 juta orang pada September 2012 menjadi 17,74 juta orang pada Maret 2013).
            Selama periode September 2012-Maret 2013, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan dan perdesaan tercatat mengalami penurunan. Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2012 sebesar 8,60 persen, turun menjadi 8,39 persen pada Maret 2013. Sementara penduduk miskin di daerah perdesaan menurun dari 14,70 persen pada September 2012 menjadi 14,32 persen pada Maret 2013.
            Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2013 tercatat sebesar 73,52 persen, kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi September 2012 yang sebesar 73,50 persen.
            Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, diantaranya adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, mie instan, gula pasir, tempe, dan bawang merah. Sedangkan, untuk komoditi bukan makanan diantaranya adalah biaya perumahan, listrik, pendidikan, dan bensin.
            Pada periode September 2012-Maret 2013, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan penurunan. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.”
            Jika kita melihat dari data diatas maka kemiskinan yang pada tahun 2013 mengalami penurunan, itu merupakan hasil yang baik bagi keadaan bangsa kita dan pemerintah, terlepas dari hal pemerintah juga menggalakan sekolah wajib 12 tahun dimana yang artinya setiap anak harus menyelesaikan sekolah sampai tingkat sekolah menengah atas (SMA). Hal itu juga karena pemerintah mengerti benar bahwa pengetahuan merupakan peranan yang sangat penting yang harus dilakukan oleh setiap warga Negara. Karena dengan tinggi tingkat pengetahuan atau pendidikan dari generasi muda maka semakin tahun angka kemiskinan akan semakin berkurang.
            Tentunya hasil yang didapat belum maksimal dengan target pemerintah dimana seluruh generasi muda mempunyai pengetahuan yan mempuni agar generasi muda dapat membuka pekerjaan atau usaha-usaha yang baru dijamannya. Program pemerintah juga harus mendapat dukungan dari orang tua agar sejak dini menanamkan kegiatan sekolah sampai mendapat pengetahun yang layak dan dapat bekerja sesuai kebutuhan lapangan pekerjaan.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda