Wayang ala Sumatra Utara “Sigale-gale”
Setiap provinsi mempunyai kesenian dan ciri khas tersendiri
dan keunnikan yang beragam hal itu terjadi karena bangsa Indonesia mempunyai
keberagaman kesenian dan adat istiadat yang cukup bayak di dunia. Hal itu
merupakan kebanggan dan keunikan tersendiri bagi bangsa yang setengah nya
merupakan air.
Salah satu kesenian yang cukup banyak terkenal adalah sebuah
wayang yaitu sebuah patung atau benda yang berbentuk mirip manusia yang
diperankan oleh dalang. Keunikan wayang tersebut merupakan cirri khas yang
terdapat pada latar belakang wanyang tersebut ada. Seperti pada wilayah jawa
wayang yang sangat terkenal adalah wayang kulit dimana wayang tersebut banyak
memerankan tokoh pahlawan pada zaman dahulu.
Hal yang berbeda pada wayang yang ada di Sumatera utara
adalah dari kisahnya yaitu dimana wayang tersebut dibuat dari kerinduan seorang
raja kepada anaknya. Berikut adalah sekilas asal muasal sejarah tari dan wayang
sigale-gale yang didapat dari http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/1333/tari-sigale-gale.
Tari si gale-gale juga mempunyai cerita
tersendiri, pada zaman dahulu kala ada seorang
raja yang tinggal di wilayah Toba. Ia memiliki seorang anak yang bernama
“Manggale”. Pada zaman itu masih sering terjadi peperangan antar kerajaan, oleh
karena itu sang raja memerintahkan sang anak “Manggale” untuk ikut berperang.
“Manggale” pun tewas saat peperangan tersebut. Sang raja merasa sedih dan
sangat terpukul karena kepergian anak semata wayangnnya. Kesehatannya semakin
memburuk, salah seorang dari penasehat kerajaan pun memberikan nasehat kepada
raja untuk membuatkan pahatan patung dari kayu dengan wajah menyerupai anaknya.
Saat patung tersebut telah selesai, seorang tabib kerajaan pun melakukan
upacara ritual dengan meniup sordam dan memanggil roh anak sang raja untuk
dimasukan kedalam patung tersebut. Kesehatan sangraja pun semakin membaik
ketika melihat patung tersebut persis
dengan wajah anaknya.
Wayang
si gale-gale dahulu kala dibuat oleh sang raja untuk mengenang sang anak raja
yang bernama “manggale” namun perubahan makna pun terjadi dimana tari tersebut
menjadi sebuah kesenian dan ritual yang dilakukan oleh warga sumatera utara
khususnya warga samosir.
Budaya
merupakan salah satu identitas pada suatu Negara dimana kita dapat melihat
keberanekaragaman yang ada pada bangsa tersebut. Kita patut bersyukur karena
bagsa kita mempunyai banyak keanekaragaman namun karena minimnya kepedulian dan
dukungan pemerintah untuk melestarikan budaya tersebut tak jarang banyak
pihak-pihak yang sengaja mengambil dan mengatasnamakan budaya tersebut menjadi
kepemilikan mereka. Waktu nya untuk kita dapat “melek” akan kesenian dan
kebudayaan bangsa kita sendiri agar anak dan keturunan kita nanti masih bisa
melihat dan menikmati kebudayaan tersebut.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda