Ando Jefri

Selasa, 03 Desember 2013

Wayang ala Sumatra Utara “Sigale-gale”

Setiap provinsi mempunyai kesenian dan ciri khas tersendiri dan keunnikan yang beragam hal itu terjadi karena bangsa Indonesia mempunyai keberagaman kesenian dan adat istiadat yang cukup bayak di dunia. Hal itu merupakan kebanggan dan keunikan tersendiri bagi bangsa yang setengah nya merupakan air.
Salah satu kesenian yang cukup banyak terkenal adalah sebuah wayang yaitu sebuah patung atau benda yang berbentuk mirip manusia yang diperankan oleh dalang. Keunikan wayang tersebut merupakan cirri khas yang terdapat pada latar belakang wanyang tersebut ada. Seperti pada wilayah jawa wayang yang sangat terkenal adalah wayang kulit dimana wayang tersebut banyak memerankan tokoh pahlawan pada zaman dahulu.
Hal yang berbeda pada wayang yang ada di Sumatera utara adalah dari kisahnya yaitu dimana wayang tersebut dibuat dari kerinduan seorang raja kepada anaknya. Berikut adalah sekilas asal muasal sejarah tari dan wayang sigale-gale yang didapat dari http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/1333/tari-sigale-gale.

Tari si gale-gale juga mempunyai cerita tersendiri, pada zaman dahulu kala ada seorang  raja yang tinggal di wilayah Toba. Ia memiliki seorang anak yang bernama “Manggale”. Pada zaman itu masih sering terjadi peperangan antar kerajaan, oleh karena itu sang raja memerintahkan sang anak “Manggale” untuk ikut berperang. “Manggale” pun tewas saat peperangan tersebut. Sang raja merasa sedih dan sangat terpukul karena kepergian anak semata wayangnnya. Kesehatannya semakin memburuk, salah seorang dari penasehat kerajaan pun memberikan nasehat kepada raja untuk membuatkan pahatan patung dari kayu dengan wajah menyerupai anaknya. Saat patung tersebut telah selesai, seorang tabib kerajaan pun melakukan upacara ritual dengan meniup sordam dan memanggil roh anak sang raja untuk dimasukan kedalam patung tersebut. Kesehatan sangraja pun semakin membaik ketika melihat patung  tersebut persis dengan wajah anaknya.

Wayang si gale-gale dahulu kala dibuat oleh sang raja untuk mengenang sang anak raja yang bernama “manggale” namun perubahan makna pun terjadi dimana tari tersebut menjadi sebuah kesenian dan ritual yang dilakukan oleh warga sumatera utara khususnya warga samosir.


Budaya merupakan salah satu identitas pada suatu Negara dimana kita dapat melihat keberanekaragaman yang ada pada bangsa tersebut. Kita patut bersyukur karena bagsa kita mempunyai banyak keanekaragaman namun karena minimnya kepedulian dan dukungan pemerintah untuk melestarikan budaya tersebut tak jarang banyak pihak-pihak yang sengaja mengambil dan mengatasnamakan budaya tersebut menjadi kepemilikan mereka. Waktu nya untuk kita dapat “melek” akan kesenian dan kebudayaan bangsa kita sendiri agar anak dan keturunan kita nanti masih bisa melihat dan menikmati kebudayaan tersebut.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda