Ando Jefri

Selasa, 02 April 2013

Klasifikasi Ilmu Pengetahuan


KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN

A.     Latar Belakang

Ilmu pengetahuan berkembang seiring dengan perkembangan kebudayaan manusia yang berlangsung secara bertahap. Ilmu pengetahuan ini merupakan implementasi dari pengetahuan yang ada yang didasarkan pada rasio dan kaidah-kaidah yang ada. Dengan ilmu pengetahuan kita dapat mengetahui sesuatu yang lebih jelas lagi. Bahkan dengan ilmu pengetahuan manusia memenuhi kodratnya yaitu sebagai khalifah di bumi. Karena dengan ilmu pengetahuanlah manusia dapat memanfaatkan semua fasilitas yang ada di bumi ini dengan sebaik-baiknya tanpa mengadakan perusakan.

Manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kebutuhan kelangsungan hidup ini. Dia memikirkan hal-hal baru, menjelajah ufuk baru, karena dia bukan sekedar hidup, namun lebih dari itu. Dengan ilmu pengetahuan, manusia mengembangkan kebudayaan, memberi makna pada kehidupan, dan memanusiakan diri dalam kehidupannya. Bahkan lebih luas lagi ilmu pengetahuan dapat membantu manusia untuk mencapai tujuan hidupnya.

Pada masa modern sekarang ini, ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat pesat. Muncul berbagai disiplin ilmu baru yang merupakan cabang dari ilmu pengetahuan yang sudah ada. Sehingga banyak manusia yang kebingungan untuk memilah ilmu mana yang seharusnya mereka pelajari untuk membantu mencapai tujuan mereka. Disamping itu juga terjadinya pembelajaran ilmu pengetahuan secara campuran yang mengakibatkan orang atau manusia kebingungan dengan karakteristik dan tujuan ilmu yang mereka pelajari.

Maka dari itu Kami akan mengungkap mengenai karakteristik ilmu pengetahuan secara umum dan juga karakteristik masing-masing bidang ilmu pengetahuan. Namun sebelumnya Kami akan menampilkan dahulu mengenai klasifikasi ilmu pengetahuan agar memudahkan Kami dalam menganalisis karakternya masing-masing, yang Kami ambil dari berbagai referensi yang ada dan juga dari pengetahuan dan pengalaman yang Kami miliki.

B.     Pengertian Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan berasal dari dua kata yaitu ilmu dan pengetahuan. Sebenarnya nama ini mengalami yang namanya redudensi peristilahan (words redudancy), yang tujuannya untuk lebih menegaskan suatu makna, seperti jatuh ke bawah, naik ke atas dan lain sebagainya.

Pengetahuan : Persepsi subyek (manusia) atas obyek (riil dan gaib) atau fakta. Ada dua term pengetahuan, yaitu “pengetahuan ilmiah” dan “Pengetahuan Biasa“. Pengetahuan Biasa (knowledge) diperoleh dari keseluruhan bentuk upaya kemanusiaan, seperti perasaan pikiran, pengalaman, pancaindera dan intuisi untuk mengetahui sesuatu tanpa memperhatikan objek, cara dan kegunaannya. Sedangkan “Pengetahuan Ilmiah” (science) juga merupakan keseluruhan bentuk upaya kemanusiaan untuk mengetahui sesuatu, tetapi dengan memperhatikan obyek, cara yang digunakan dan kegunaan dari pengetahuan tersebut. Dengan kata lain, pengetahuan ilmiah memperhatikan obyek ontologis, landasan epistemologis dan landasan aksiologis dari pengetahuan itu sendiri. Baik Science atau knowledge pada dasamya keduanya merupakan hasil observasi pada fenomena alam atau fenomena sosial.

Ilmu, menurut An-Nabhani, adalah pengetahuan (knowledge, ma‘rifah) yang diperoleh melalui metode pengamatan (observation), percobaan (experiment), dan penarikan kesimpulan dari fakta empiris (inference). Contohnya adalah fisika, kimia, dan ilmu-ilmu eksperimental lainnya. Adapun tsaqâfah adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode pemberitahuan (al-ikhbâr), penyampaian transmisional (at-talaqqi), dan penyimpulan dari pemikiran (istinbâth). Contohnya adalah sejarah, bahasa, hukum, filsafat, dan segala pengetahuan non-eksperimental lainnya.

Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa pengetahuan hanya sekedar penarikan kesimpulan dari fakta atau empiris yang melalui pengamatan.
Sementara itu secara istilah, ilmu terdapat beberapa pendapat, antara lain:

§  Menurut Abdurrohman al akhdhori, ilmu adalah membuahkan pikiran akan arti dari sesuatu, contoh pisang, pikiran kita pasti dapat membayangkan arti dari kata pisang dalam pikiran.

§  Menurut Ashley Montagu, ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan studi dan pengalaman untuk menemukan hakekat dan prinsip tentang sesuatu yang sedang dipelajari.

§  Menurut Zakiah Darajat, ilmu adalah seperangkat rumusan pengembangan pengetahuan yang dilaksanakan secara obyektif, sistematis baik dengan pendekatan deduktif, maupun induktif yang dimanfaatkan untuk memperoleh keselamatan, kebahagiaan dan pengamanan manusia yang berasal dari Tuhan dan disimpulkan oleh manusia melalui hasil penemuan pemikiran oleh para ahli.

Zakiyah Darajat disini menganggap bahwa ilmu dengan ilmu pengetahuan itu sama, karena sebenarnya antara ilmu dengan ilmu  pengetahuan tersebut sama, hanya saja sebagaimana penulis terangkan diatas yaitu terjadi redudensi peristilahan.

Ilmu Pengetahuan: kumpulan pengetahuan yang benar disusun dengan sistem dan metode untuk mencapai tujuan yang berlaku universal dan dapat diuji/diverifikasi kebenarannya. Ada juga yang mengartikan bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang (1) disusun metodis, sistematis dan koheren (“bertalian”) tentang suatu bidang tertentu dari kenyataan (realitas), dan yang (2) dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) tersebut.

Dalam konteks ilmu sosial, ilmu pengetahuan adalah akumulasi pengetahuan-pengetahuan yang telah lalu sehingga membentuk suatu bangunan tertentu yang bisa dibenarkan dan bisa disalahkan.

C.     Karakteristik Umum Ilmu Pengetahuan

Ciri Ilmu perlu memperhatikan dua aspek, yaitu : sifat ilmu dan klasifikasi ilmu. Mengenai sifat ilmu akan dibahas dalam subbab ini, sedangkan mengenai klasifikasi ilmu akan dibahas pada subbab selanjutnya.

Ilmu pengetahuan mempunyai sifat, antara lain:
§  Sistematik
§  Konsisten (antara teori satu dengan yang lain tak bertentangan)
§  Eksplisit    (disepakati dapat secara universal, bukan hanya dikalangan kecil).
§  Ilmiah, benar (pembuktian dengan metode ilmiah).

Disamping itu suatu ilmu pengetahuan mempunyai ciri lain yaitu:
§  Bukan satu, melainkan banyak (plural)
§  Bersifat terbuka (dapat dikritik)
§  Berkaitan dalam memecahkan.

Ciri khas nyata dari ilmu pengetahuan (science) yang tidak dapat diingkari meskipun oleh para ilmuwan adalah bahwa ia tidak mengenal kata “kekal”. Apa yang dianggap salah di masa silam misalnya, dapat diakui kebenarannya di abad modern. Pandangan terhadap persoalan-persoalan ilmiah silih berganti, bukan saja dalam lapangan pembahasan satu ilmu saja, tetapi terutama juga dalam teori-teori setiap cabang ilmu pengetahuan. Dahulu, misalnya, segala sesuatu diterangkan dalam konsep material (istilah-istilah kebendaan) sampai-sampai manusia pun hendak dikatagorikan dalam konsep tersebut. Sekarang ini terdapat psikologi yang membahas mengenai jiwa, budi dan semangat, telah mengambil tempat tersendiri dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Dalam redaksi lain dikatakan ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri umum yaitu:
§  Obyek ilmu pengetahuan adalah empiris.
§  Ilmu pengetahuan mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu mempunyai sistematika.
§  Ilmu dihasilkan dari pengamatan, pengalaman studi dan pemikiran.
§  Sumber segala ilmu adalah Tuhan, karena Dia yang menciptakannya.

Fungsi ilmu adalah untuk keselamatan, kebahagiaan, pengamanan manusia dari segala sesuatu yang menyulitkan.

Van Melsen mengemukakan beberapa ciri yang menandai ilmu,  sebagaimana yang dikutip Rizal Muntasyir dan Misnal Munir, yaitu:(1) Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai keseluruhan yang secara logis koheren. Itu berarti adanya sistem dalam penelitian (metode) maupun harus (susunan logis). (2) Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan tanggung jawab ilmuwan. (3) Universalitas ilmu pengetahuan. (4) Objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh objek dan tidak didistorsi oleh prasangka-prasangka subjektif. (5) Ilmu pengetahuan harus dapat diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang bersangkutan, karena ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan. (6) Progresifitas, artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah sungguh-sungguh, bila mengandung pertanyaan-pertanyaan baru dan menimbulkan problem-problem baru lagi. (7) Kritis, artinya tidak ada teori ilmiah yang difinitif, setiap teori terbuka bagi setiap peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru. (8) Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertautan antara teori dengan praktis.

Jadi setiap ilmu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan bila memiliki ciri-ciri atau karakteristik umum diatas. Sementera itu mengenai karakteristik khusus ilmu pengetahuan setelah adanya klasifikasi ilmu pengetahuan akan diterangkan kemudian.

D.    Klasifikasi Ilmu Pengetahuan

Dalam subbab ini akan membahas mengenai klasifikasi ilmu pengetahuan menurut beberapa ahli. Salah satu Klasifikasi Ilmu :
§  Ilmu Alam (Natural Wissenschaft), Ilmu Alam / Eksakta
§  Ilmu Moral: Ilmu Sosial, Ilmu Humaniora

Dalam khazanah pengetahuan kontemporer, istilah ilmu dalam klasifikasi An-Nabhani di atas identik dengan ilmu-ilmu alam (natural sciences), yang sering disingkat ‘sains’, sedangkan tsaqâfah kurang lebih identik dengan ilmu-ilmu sosial (social sciences).

Sebagian intelektual, seperti Jujun S. Suriasumantri, mengklasifikasikan pengetahuan menjadi dua cabang besar, yaitu ilmu (science), (yang mencakup ilmu-ilmu alam dan sosial), dan humaniora (humanities). Humaniora, menurut Elwood  adalah seperangkat sikap dan perilaku moral manusia terhadap sesamanya  yang meliputi filsafat, moral, seni, sejarah, dan bahasa.

Istilah lain dikemukakan oleh S. Waqar Ahmed Husaini dalam bukunya Islamic Sciences, yang mengklasifikasikan pengetahuan menjadi dua, yaitu ilmu-ilmu alam (natural sicencies) dan ilmu-ilmu sosial-humaniora (humanistic-social sciences). Yang terakhir ini adalah gabungan ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Istilah tsaqâfah menurut An-Nabhani tampaknya lebih tepat diterjemahkan sebagai humanistic-social sciences (ilmu-ilmu sosial-humaniora), daripada sekadar social sciences.

Berkaitan dengan klasifikasi ilmu, penulis lulusan Universitas Chicago ini berpijak pada klasifikasi ilmu teoretis ala al-Farabi yang mengelompokkan ilmu ke dalam tiga ilmu utama: metafisika, matematika, dan ilmu-ilmu alam. Hemat penulis, ketiga kelompok utama ilmu ini akan membentuk klasifikasi ilmu rasional yang integral, tanpa menganaktirikan salah satunya.

Adapun klasifikasi ilmu-ilmu praktis, filsuf Muslim juga membaginya ke dalam tiga jenis, yaitu: etika, ekonomi, dan politik. Dalam hal metodologis, atensi ilmuan Barat terfokus pada metode observasi yang notabene menekankan potensi indra yang berorientasi fisik. Penekanan seperti ini bisa berdampak fatal karena observasi indra bisa saja meleset dan tak kuasa terhadap objek-objek metafisik. Untuk itu, potensi akal dan hati atau intuisi juga harus dilibatkan dalam pengkajian ilmiah. Jauh hari sebelumnya, tradisi filsafat Islam mengakomodasi seluruh potensi tersebut sebagaimana terlihat pada konsep Suhrawardi yang membagi pendekatan kepada dua macam, yaitu: diskursif (bahtsi) dan eksperiensial (dzauqi).

Sementara itu menurut ahli dari Malaysia mengklasifikasikan ilmu pengetahuan sebagai berikut: Ilmu yang sifatnya “periksa” dapat dibagi menjadi dua cabang besar yaitu: 1. Ilmu-ilmu alam bernyawa seperti biologi, kedokteran, dsb. Dan 2. Ilmu-ilmu alam tak bernyawa seperti kimia, fisika, astronomi, dsb. Ungkapan-ungkapan “perasaan (rasa)” orang saat berinteraksi antar sesamanya, membuahkan 3. Ilmu untuk berinteraksi itu sendiri atau ilmu bahasa dan 4. Ilmu-ilmu sosial seperti filsafat, sejarah, politik, psikologi, ekonomi, administrasi, hukum, antropologi-sosial, demografi dsb.

The New Encyclopaedia Britannica membagi-kelompokkan sains yang dimiliki oleh manusia berdasarkan beberapa pohon ilmu sebagai berikut:
1.      Logika (logic)

a.       Sejarah dan filsafat logika (History and philosophy of logic) yang terdiri dari: sejarah logika (History of Logic), filsafat logika, (Philosophy of Logic).

b.      Logika formal, metalogika, logika terapan (Formal logic, metalogic, and applied logic) yang terdiri dari: logika formal (Formal logic), metalogika (Metalogic), logika terapan (Applied logic),

2.      Matematika (Mathematics).

a.       Sejarah dan landasan matematika (History and foundations of mathematics) yang terdiri dari: sejarah matematika (History of mathematics), landasan matematika (Foundations of mathematics).

b.      Cabang-cabang matematik (Branches of mathematics) meliputi: Teori Himpunan (Set Theory), Aljabar (Algebra), Geometri (Geometry), Analisis (Analysis), Kombinatorika dan teori bilangan (Combinatories and number theory), Topologi (Topology),

c.       Penerapan-penerapan matematika (Application of mathematics), meliputi: Matematika sebagai suatu ilmu berhitung (Mathematics as a calculatory science), Statistika (Statistic), Analisis numeris (Numerical analysis), Teori automata (Automata theory), Teori matematis optimisasi (Mathematical theory of optimization), Teori informasi (Information theory), Matematika tentang teori fisika (Mathematical aspects of physical theories).


3.      Ilmu Alam (Natural Science).

a.       Sejarah dan filsafat ilmu (History and philosophy of science) yang terdiri dari: Sejarah Ilmu (History of Science), Filsafat ilmu (Phylosphy of science),

b.      Ilmu-ilmu Fisika (Physical sciences) yang dapat dibagi ke dalam: Sejarah ilmu fisika (History of the Physical science), Sifat dasar dan lingkup astronomi dan astrofisika (The nature of enscope of astronomy and astrophysics), Sifat dasar dan lingkup fisika (the Nature of enscope of Physics),Sifat dasar dan lingkup kimia (The nature of enscope of Chemistry),

c.       Ilmu Bumi (the Earth science) yang membahas tentang: Sifat dasar dan sejarah ilmu bumi (The nature and history of the Earth science), Sifat dasar, lingkup dan metode-metode ilmu Bumi khusus (The nature, scope and methods of particular Earth science)

d.      Ilmu-ilmu Biologi (The Biological sciences) yang terdiri dari: Perkembangan ilmu-ilmu biologi (Development of the Biological Sciences), Sifat dasar, lingkup dan metodologi Ilmu Biologis (The nature, scope and methodology of the Biological Sciences), Filsafat Biology (Philosophy of Biology).

e.       Ilmu Kedokteran dan disiplin ilmu yang tergabung (Medicine and affiliated disciplines) yang membahas tentang: Sejarah Ilmu Kedokteran (History of medicine), Bidang-bidang praktek atau penelitian medis khusus (Field of Specialized medical practised or research), Displin ilmu yang tergabung dalam ilmu kedokteran (Disciplines of affiliated with medicine).

f.        Ilmu Sosial dan psikologi (The social sciences and psychology) yang mencakup: Perkembangan ilmu sosial (Development of the Social sciences), Sifat dasar antropologi (The nature of anthropology), Sifat dasar sosiologi (The nature of sociology), Sifat dasar ilmu ekonomi (The nature of economics), Ilmu Politik (Political sciences), Sejarah dan metode psikologi (History and methods of Psychology),

g.       Ilmu Teknologi (The technological sciences) yang mencakup: Sejarah ilmu teknologi (History of technological sciences), Segi-segi akademika dan profesional dari keinsinyuran (Academics and professional aspects of engineering), Sifat dasar dan cakupan ilmu pertanian (The nature and scope of agricultural sceinces), Sifat dasar dan cakupan displin antar ilmu yang baru dikembangkan (The nature and scope of presently developed intersciences disciplines).


4.      Sejarah dan humaniora (History and humanities). Sejarah dan Humaniora dapat dibagi lagi ke dalam:

a.       Historiografi dan studi sejarah (historyography and the study ofhistory), meliputi: Historiografi (historyography), Penyelidikan dan penelitian sejarah modern (modern hitorical investigation and research), Filsafat sejarah (Philosophy of History),

b.      Humaniora dan kesarjanaan humanistik (the Humanities and humanistics scholarship), meliputi: Sejarah kesarjanaan humanistik (History of humanistic scholarship), Humaniora (The humanities).

5.      Filsafat (philosophy). Filsafat terdiri dari:

a.       Sifat dasar dan pembagian filsafat (The nature and the divisions of philosophy), meliputi: Sifat dasar, lingkup dan metode filsafat (The nature, scope and methods of philosophy), Pembagian filsafat (The divisions of philosophy),

b.      Sejarah filsafat (History of philosophy), meliputi: Penulisan sejarah filsafat (The writings of history of philosophy), Sejarah filsafat Barat (History of Western Philosophy), Filsafat bukan Barat (Non Westerns Philosophy), Filsafat yang berhubungan dengan agama (Philosophies associated with religions),

c.       Aliran dan ajaran filsafat (Philosiphycals Schools and doctrines), meliputi: Aliran-aliran filsafat utama di Barat (Major Philosiphycal Schools in the West), Teori ada dan eksistensi (Theories of Beeing and Existence), Teori pikiran, pengetahuan dan daya budi (Theories of Thought and Knowledge and Faculties of Minds), Teori perilaku (Theories of conduct),

Sedangkan the World Book Encyclopedia membagi sains menjadi:

1.      Matematika dan logika (Mathematics and logic). Contohnya: aritmatika, aljabar, kalkulus dan statistik.

2.      Ilmu Fisika (The Physical science). Contohnya: Astronomi, kimia, geologi, meteorologi dan fisika.

3.      Ilmu Kehidupan (The Life science). Contohnya: Zoologi, botani, fisiologi, taksonomi dan ekologi.

4.      Ilmu Sosial (Social science). Contohnya: Antropologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi dan ilmu sosial.

Sementara itu menurut penulis ilmu pengetahuan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

§  Ilmu kerohanian, yang meliputi: ilmu jiwa (psikologi) dan ilmu agama.

§  Ilmu humaniora atau ilmu kebudayaan, yang meliputi: sastra, sejarah, ilmu pendidikan, dan ilmu filsafat.

§  Ilmu sosial, yang meliputi: ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu sosial politik, ilmu ketatanegaraan.

§  Ilmu eksakta dan tehnik, meliputi: ilmu hayat, ilmu kedokteran, ilmu farmasi, ilmu kedokteran hewan, ilmu pertanian, ilmu pasti dan alam, ilmu tehnik dan ilmu biologi.
 

E.     Karakteristik Masing-Masing Ilmu Pengetahuan

Dalam subbab ini penulis akan membahas lebih mendalam mengenai karakteristik dari klasifikasi ilmu pengetahuan yang penulis pilih atau kemukakan tadi.

A.     Ilmu kerohanian, yang meliputi ilmu jiwa dan agama

Karakternya:

Obyek dari ilmu ini adalah hasil keyakinan manusia atau dapat dikatakan suatu keadaan spiritual manusia.

Sifat dari ilmu ini adalah subyektif.

Hasilnya adalah manusia akan lebih memperoleh ketenangan dalam menjalani hidupnya atau dapat dikatakan manusia akan mempunyai keyakinan.

Metodologinya yaitu dengan menganalisis hasil proyeksi kegiatan spiritual yang ditampakkan dalam aplikasi kegiatan sehari-hari.

B.     Ilmu humaniora atau ilmu kebudayaan, yang meliputi: sastra, sejarah, ilmu pendidikan, dan ilmu filsafat.

Obyeknya adalah hasil tindakan manusia.

Sifatnya subyektif.

Hasilnya adalah manusia akan lebih menghargai hasil karya manusia lainnya. Salah satu maksud humaniora yaitu meluruskan jalan untuk pendidikan yang lebih lengkap dan harmonis.

Metodologinya adalah menganalisis hasil karya manusia yang tampak dalam dunia empiris.

C.     Ilmu sosial, yang meliputi: ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu sosial politik, ilmu ketatanegaraan.

Obyeknya adalah hasil tindakan manusia.

Sifatnya subyektif.

Hasilnya manusia akan lebih toleran dengan manusia yang lainnya.

Ada 4 macam karakteristik pada ilmu sosial:

a.       Ontologi: Mengutamakan investigasi pada setiap fenomena bahwa apakah realita dapat berdiri sendiri atau berada dalam pemikiran kita saja.

b.      Epistemologi: Dasar pengetahuan tentang bagaimana mengerti dunia dan bagaimana mempelajari realita tersebut.

c.       Human Nature: Mempelajari hubungan antara manusia dan sesama manusia bahwa apakah tingkah laku manusia dapat dipastikan atau tidak.

d.      Metodologi: Gabungan dari ontological, epistomology, dan human nature yang berisi strategi untuk melakukan penelitian tersebut.

Dari 4 sifat dasar ilmu sosial, dipecah berdasarkan 2 pandangan dari sudut pandang subyektif dan obyektif.
1.      Sudut Pandang Subyektif: 

A.     Nominalisme: Asumsi bahwa realitas sosial adalah relatif dan dunia sosial di luar individu terbuat dari sekedar nama, konsep, label, yang membantu seseorang untuk membayangkan suatu kenyataan.

B.     Anti-positivisme: Mencari di dunia sosial yang relatif dan hanya bisa dimengerti dari sudut pandang individu.

C.     Voluntarisme: Berpandangan bahwa seseorang berpikir secara otomatis dan bebas. • Ideografis : Berdasar pandangan bahwa seseorang membuat, mengubah, dan mengerti dunia dengan mencari ilmu dengan investigasi secara subyektif.

2.      Sudut Pandang Obyektif :

a.       Realisme: Asumsi bahwa dunia sosial di luar individu adalah dunia nyata yang terbentuk dari sesuatu yang keras, tidak berubah dan nyata. • Positivisme : Mencari penjelasan di dunia sosial dengan melihat segala aturan, parameter dan hubungan. Hal ini dapat dipahami dengan mengkotak-kotakkan suatu variabel tak terukur dan memberikan parameter ukuran pada variabel tersebut, kemudian membuat hubungan antar-variabel.

b.      Determinisme: Berpandangan bahwa seseorang merupakan bagian yang diatur dan dipengaruhi oleh situasi dan lingkungan dimana ia berada. • Nomotetik : Berpandangan bahwa dengan menekankan pentingnya riset berprotokol dan sistematika yang baik untuk menganalisa hubungan dan keunikan antar elemen. Menggunakan tes kuantitatif seperti survey dan tes kepribadian.


D.    Ilmu eksakta dan tehnik, meliputi: ilmu hayat, ilmu kedokteran, ilmu farmasi, ilmu kedokteran hewan, ilmu pertanian, ilmu pasti dan alam, ilmu tehnik dan ilmu biologi.

Obyek dari ilmu pengetahuan ini adalah alam.
Sifatnya adalah obyektif.
Hasilnya manusia akan lebih memperoleh kemudahan dalam menjalankan hidup.

 

Sumber Pusataka:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda