Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu
pengetahuan berkembang seiring dengan perkembangan kebudayaan manusia yang
berlangsung secara bertahap. Ilmu pengetahuan ini merupakan implementasi dari
pengetahuan yang ada yang didasarkan pada rasio dan kaidah-kaidah yang ada.
Dengan ilmu pengetahuan kita dapat mengetahui sesuatu yang lebih jelas lagi.
Bahkan dengan ilmu pengetahuan manusia memenuhi kodratnya yaitu sebagai
khalifah di bumi. Karena dengan ilmu pengetahuanlah manusia dapat memanfaatkan
semua fasilitas yang ada di bumi ini dengan sebaik-baiknya tanpa mengadakan
perusakan.
Manusia
mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kebutuhan kelangsungan hidup ini.
Dia memikirkan hal-hal baru, menjelajah ufuk baru, karena dia bukan sekedar
hidup, namun lebih dari itu. Dengan ilmu pengetahuan, manusia mengembangkan
kebudayaan, memberi makna pada kehidupan, dan memanusiakan diri dalam
kehidupannya. Bahkan lebih luas lagi ilmu pengetahuan dapat membantu manusia
untuk mencapai tujuan hidupnya.
Pada
masa modern sekarang ini, ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat pesat.
Muncul berbagai disiplin ilmu baru yang merupakan cabang dari ilmu pengetahuan
yang sudah ada. Sehingga banyak manusia yang kebingungan untuk memilah ilmu
mana yang seharusnya mereka pelajari untuk membantu mencapai tujuan mereka.
Disamping itu juga terjadinya pembelajaran ilmu pengetahuan secara campuran
yang mengakibatkan orang atau manusia kebingungan dengan karakteristik dan
tujuan ilmu yang mereka pelajari.
Maka
dari itu Kami akan mengungkap mengenai karakteristik ilmu pengetahuan secara
umum dan juga karakteristik masing-masing bidang ilmu pengetahuan. Namun
sebelumnya Kami akan menampilkan dahulu mengenai klasifikasi ilmu pengetahuan
agar memudahkan Kami dalam menganalisis karakternya masing-masing, yang Kami
ambil dari berbagai referensi yang ada dan juga dari pengetahuan dan pengalaman
yang Kami miliki.
B.
Pengertian Ilmu
Pengetahuan
Ilmu
pengetahuan berasal dari dua kata yaitu ilmu dan pengetahuan. Sebenarnya nama
ini mengalami yang namanya redudensi peristilahan (words redudancy), yang
tujuannya untuk lebih menegaskan suatu makna, seperti jatuh ke bawah, naik ke
atas dan lain sebagainya.
Pengetahuan
: Persepsi subyek (manusia) atas obyek (riil dan gaib) atau fakta. Ada dua term
pengetahuan, yaitu “pengetahuan ilmiah” dan “Pengetahuan Biasa“. Pengetahuan
Biasa (knowledge) diperoleh dari keseluruhan bentuk upaya kemanusiaan, seperti
perasaan pikiran, pengalaman, pancaindera dan intuisi untuk mengetahui sesuatu
tanpa memperhatikan objek, cara dan kegunaannya. Sedangkan “Pengetahuan Ilmiah”
(science) juga merupakan keseluruhan bentuk upaya kemanusiaan untuk mengetahui
sesuatu, tetapi dengan memperhatikan obyek, cara yang digunakan dan kegunaan
dari pengetahuan tersebut. Dengan kata lain, pengetahuan ilmiah memperhatikan
obyek ontologis, landasan epistemologis dan landasan aksiologis dari
pengetahuan itu sendiri. Baik Science atau knowledge pada dasamya keduanya
merupakan hasil observasi pada fenomena alam atau fenomena sosial.
Ilmu,
menurut An-Nabhani, adalah pengetahuan (knowledge, ma‘rifah) yang diperoleh
melalui metode pengamatan (observation), percobaan (experiment), dan penarikan
kesimpulan dari fakta empiris (inference). Contohnya adalah fisika, kimia, dan
ilmu-ilmu eksperimental lainnya. Adapun tsaqâfah adalah pengetahuan yang
diperoleh melalui metode pemberitahuan (al-ikhbâr), penyampaian transmisional
(at-talaqqi), dan penyimpulan dari pemikiran (istinbâth). Contohnya adalah
sejarah, bahasa, hukum, filsafat, dan segala pengetahuan non-eksperimental
lainnya.
Dari
sini dapat diambil kesimpulan bahwa pengetahuan hanya sekedar penarikan
kesimpulan dari fakta atau empiris yang melalui pengamatan.
Sementara itu
secara istilah, ilmu terdapat beberapa pendapat, antara lain:
§ Menurut
Abdurrohman al akhdhori, ilmu adalah membuahkan pikiran akan arti dari sesuatu,
contoh pisang, pikiran kita pasti dapat membayangkan arti dari kata pisang
dalam pikiran.
§ Menurut Ashley
Montagu, ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal
dari pengamatan studi dan pengalaman untuk menemukan hakekat dan prinsip
tentang sesuatu yang sedang dipelajari.
§ Menurut Zakiah
Darajat, ilmu adalah seperangkat rumusan pengembangan pengetahuan yang
dilaksanakan secara obyektif, sistematis baik dengan pendekatan deduktif,
maupun induktif yang dimanfaatkan untuk memperoleh keselamatan, kebahagiaan dan
pengamanan manusia yang berasal dari Tuhan dan disimpulkan oleh manusia melalui
hasil penemuan pemikiran oleh para ahli.
Zakiyah
Darajat disini menganggap bahwa ilmu dengan ilmu pengetahuan itu sama, karena
sebenarnya antara ilmu dengan ilmu
pengetahuan tersebut sama, hanya saja sebagaimana penulis terangkan
diatas yaitu terjadi redudensi peristilahan.
Ilmu
Pengetahuan: kumpulan pengetahuan yang benar disusun dengan sistem dan metode
untuk mencapai tujuan yang berlaku universal dan dapat diuji/diverifikasi
kebenarannya. Ada juga yang mengartikan bahwa ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan yang (1) disusun metodis, sistematis dan koheren (“bertalian”)
tentang suatu bidang tertentu dari kenyataan (realitas), dan yang (2) dapat
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan)
tersebut.
Dalam
konteks ilmu sosial, ilmu pengetahuan adalah akumulasi pengetahuan-pengetahuan yang
telah lalu sehingga membentuk suatu bangunan tertentu yang bisa dibenarkan dan
bisa disalahkan.
C. Karakteristik Umum Ilmu Pengetahuan
Ciri
Ilmu perlu memperhatikan dua aspek, yaitu : sifat ilmu dan klasifikasi ilmu.
Mengenai sifat ilmu akan dibahas dalam subbab ini, sedangkan mengenai
klasifikasi ilmu akan dibahas pada subbab selanjutnya.
Ilmu pengetahuan
mempunyai sifat, antara lain:
§ Sistematik§ Konsisten (antara teori satu dengan yang lain tak bertentangan)
§ Eksplisit (disepakati dapat secara universal, bukan hanya dikalangan kecil).
§ Ilmiah, benar (pembuktian dengan metode ilmiah).
Disamping itu suatu ilmu pengetahuan mempunyai ciri lain yaitu:
§ Bukan satu, melainkan banyak (plural)
§ Bersifat terbuka (dapat dikritik)
§ Berkaitan dalam memecahkan.
Ciri
khas nyata dari ilmu pengetahuan (science) yang tidak dapat diingkari meskipun
oleh para ilmuwan adalah bahwa ia tidak mengenal kata “kekal”. Apa yang
dianggap salah di masa silam misalnya, dapat diakui kebenarannya di abad
modern. Pandangan terhadap persoalan-persoalan ilmiah silih berganti, bukan
saja dalam lapangan pembahasan satu ilmu saja, tetapi terutama juga dalam
teori-teori setiap cabang ilmu pengetahuan. Dahulu, misalnya, segala sesuatu
diterangkan dalam konsep material (istilah-istilah kebendaan) sampai-sampai
manusia pun hendak dikatagorikan dalam konsep tersebut. Sekarang ini terdapat
psikologi yang membahas mengenai jiwa, budi dan semangat, telah mengambil
tempat tersendiri dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Dalam redaksi
lain dikatakan ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri umum yaitu:§ Obyek ilmu pengetahuan adalah empiris.
§ Ilmu pengetahuan mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu mempunyai sistematika.
§ Ilmu dihasilkan dari pengamatan, pengalaman studi dan pemikiran.
§ Sumber segala ilmu adalah Tuhan, karena Dia yang menciptakannya.
Fungsi
ilmu adalah untuk keselamatan, kebahagiaan, pengamanan manusia dari segala
sesuatu yang menyulitkan.
Van
Melsen mengemukakan beberapa ciri yang menandai ilmu, sebagaimana yang dikutip Rizal Muntasyir dan
Misnal Munir, yaitu:(1) Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai
keseluruhan yang secara logis koheren. Itu berarti adanya sistem dalam
penelitian (metode) maupun harus (susunan logis). (2) Ilmu pengetahuan tanpa pamrih,
karena hal itu erat kaitannya dengan tanggung jawab ilmuwan. (3) Universalitas
ilmu pengetahuan. (4) Objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh objek
dan tidak didistorsi oleh prasangka-prasangka subjektif. (5) Ilmu pengetahuan
harus dapat diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang bersangkutan, karena
ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan. (6) Progresifitas, artinya suatu
jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah sungguh-sungguh, bila mengandung
pertanyaan-pertanyaan baru dan menimbulkan problem-problem baru lagi. (7)
Kritis, artinya tidak ada teori ilmiah yang difinitif, setiap teori terbuka
bagi setiap peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru. (8) Ilmu
pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertautan antara teori dengan
praktis.
Jadi
setiap ilmu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan bila memiliki
ciri-ciri atau karakteristik umum diatas. Sementera itu mengenai karakteristik
khusus ilmu pengetahuan setelah adanya klasifikasi ilmu pengetahuan akan diterangkan
kemudian.
D. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
Dalam
subbab ini akan membahas mengenai klasifikasi ilmu pengetahuan menurut beberapa
ahli. Salah satu Klasifikasi Ilmu :
§ Ilmu Alam
(Natural Wissenschaft), Ilmu Alam / Eksakta§ Ilmu Moral: Ilmu Sosial, Ilmu Humaniora
Dalam
khazanah pengetahuan kontemporer, istilah ilmu dalam klasifikasi An-Nabhani di
atas identik dengan ilmu-ilmu alam (natural sciences), yang sering disingkat
‘sains’, sedangkan tsaqâfah kurang lebih identik dengan ilmu-ilmu sosial
(social sciences).
Sebagian
intelektual, seperti Jujun S. Suriasumantri, mengklasifikasikan pengetahuan
menjadi dua cabang besar, yaitu ilmu (science), (yang mencakup ilmu-ilmu alam
dan sosial), dan humaniora (humanities). Humaniora, menurut Elwood adalah seperangkat sikap dan perilaku moral
manusia terhadap sesamanya yang meliputi
filsafat, moral, seni, sejarah, dan bahasa.
Istilah
lain dikemukakan oleh S. Waqar Ahmed Husaini dalam bukunya Islamic Sciences,
yang mengklasifikasikan pengetahuan menjadi dua, yaitu ilmu-ilmu alam (natural
sicencies) dan ilmu-ilmu sosial-humaniora (humanistic-social sciences). Yang
terakhir ini adalah gabungan ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Istilah tsaqâfah
menurut An-Nabhani tampaknya lebih tepat diterjemahkan sebagai humanistic-social
sciences (ilmu-ilmu sosial-humaniora), daripada sekadar social sciences.
Berkaitan
dengan klasifikasi ilmu, penulis lulusan Universitas Chicago ini berpijak pada
klasifikasi ilmu teoretis ala al-Farabi yang mengelompokkan ilmu ke dalam tiga
ilmu utama: metafisika, matematika, dan ilmu-ilmu alam. Hemat penulis, ketiga
kelompok utama ilmu ini akan membentuk klasifikasi ilmu rasional yang integral,
tanpa menganaktirikan salah satunya.
Adapun
klasifikasi ilmu-ilmu praktis, filsuf Muslim juga membaginya ke dalam tiga
jenis, yaitu: etika, ekonomi, dan politik. Dalam hal metodologis, atensi ilmuan
Barat terfokus pada metode observasi yang notabene menekankan potensi indra
yang berorientasi fisik. Penekanan seperti ini bisa berdampak fatal karena
observasi indra bisa saja meleset dan tak kuasa terhadap objek-objek metafisik.
Untuk itu, potensi akal dan hati atau intuisi juga harus dilibatkan dalam
pengkajian ilmiah. Jauh hari sebelumnya, tradisi filsafat Islam mengakomodasi
seluruh potensi tersebut sebagaimana terlihat pada konsep Suhrawardi yang
membagi pendekatan kepada dua macam, yaitu: diskursif (bahtsi) dan
eksperiensial (dzauqi).
Sementara
itu menurut ahli dari Malaysia mengklasifikasikan ilmu pengetahuan sebagai
berikut: Ilmu yang sifatnya “periksa” dapat dibagi menjadi dua cabang besar
yaitu: 1. Ilmu-ilmu alam bernyawa seperti biologi, kedokteran, dsb. Dan 2.
Ilmu-ilmu alam tak bernyawa seperti kimia, fisika, astronomi, dsb.
Ungkapan-ungkapan “perasaan (rasa)” orang saat berinteraksi antar sesamanya,
membuahkan 3. Ilmu untuk berinteraksi itu sendiri atau ilmu bahasa dan 4.
Ilmu-ilmu sosial seperti filsafat, sejarah, politik, psikologi, ekonomi,
administrasi, hukum, antropologi-sosial, demografi dsb.
The
New Encyclopaedia Britannica membagi-kelompokkan sains yang dimiliki oleh
manusia berdasarkan beberapa pohon ilmu sebagai berikut:
1.
Logika (logic)
a.
Sejarah
dan filsafat logika (History and philosophy of logic) yang terdiri dari:
sejarah logika (History of Logic), filsafat logika, (Philosophy of Logic).
b.
Logika
formal, metalogika, logika terapan (Formal logic, metalogic, and applied logic)
yang terdiri dari: logika formal (Formal logic), metalogika (Metalogic), logika
terapan (Applied logic),
2.
Matematika
(Mathematics).
a.
Sejarah
dan landasan matematika (History and foundations of mathematics) yang terdiri
dari: sejarah matematika (History of mathematics), landasan matematika
(Foundations of mathematics).
b.
Cabang-cabang
matematik (Branches of mathematics) meliputi: Teori Himpunan (Set Theory),
Aljabar (Algebra), Geometri (Geometry), Analisis (Analysis), Kombinatorika dan
teori bilangan (Combinatories and number theory), Topologi (Topology),
c.
Penerapan-penerapan
matematika (Application of mathematics), meliputi: Matematika sebagai suatu
ilmu berhitung (Mathematics as a calculatory science), Statistika (Statistic),
Analisis numeris (Numerical analysis), Teori automata (Automata theory), Teori
matematis optimisasi (Mathematical theory of optimization), Teori informasi
(Information theory), Matematika tentang teori fisika (Mathematical aspects of
physical theories).
3.
Ilmu Alam
(Natural Science).
a.
Sejarah
dan filsafat ilmu (History and philosophy of science) yang terdiri dari:
Sejarah Ilmu (History of Science), Filsafat ilmu (Phylosphy of science),
b.
Ilmu-ilmu
Fisika (Physical sciences) yang dapat dibagi ke dalam: Sejarah ilmu fisika
(History of the Physical science), Sifat dasar dan lingkup astronomi dan
astrofisika (The nature of enscope of astronomy and astrophysics), Sifat dasar
dan lingkup fisika (the Nature of enscope of Physics),Sifat dasar dan lingkup
kimia (The nature of enscope of Chemistry),
c.
Ilmu
Bumi (the Earth science) yang membahas tentang: Sifat dasar dan sejarah ilmu
bumi (The nature and history of the Earth science), Sifat dasar, lingkup dan
metode-metode ilmu Bumi khusus (The nature, scope and methods of particular
Earth science)
d.
Ilmu-ilmu
Biologi (The Biological sciences) yang terdiri dari: Perkembangan ilmu-ilmu
biologi (Development of the Biological Sciences), Sifat dasar, lingkup dan
metodologi Ilmu Biologis (The nature, scope and methodology of the Biological
Sciences), Filsafat Biology (Philosophy of Biology).
e.
Ilmu
Kedokteran dan disiplin ilmu yang tergabung (Medicine and affiliated
disciplines) yang membahas tentang: Sejarah Ilmu Kedokteran (History of medicine),
Bidang-bidang praktek atau penelitian medis khusus (Field of Specialized
medical practised or research), Displin ilmu yang tergabung dalam ilmu
kedokteran (Disciplines of affiliated with medicine).
f.
Ilmu
Sosial dan psikologi (The social sciences and psychology) yang mencakup:
Perkembangan ilmu sosial (Development of the Social sciences), Sifat dasar
antropologi (The nature of anthropology), Sifat dasar sosiologi (The nature of
sociology), Sifat dasar ilmu ekonomi (The nature of economics), Ilmu Politik
(Political sciences), Sejarah dan metode psikologi (History and methods of
Psychology),
g.
Ilmu
Teknologi (The technological sciences) yang mencakup: Sejarah ilmu teknologi
(History of technological sciences), Segi-segi akademika dan profesional dari
keinsinyuran (Academics and professional aspects of engineering), Sifat dasar
dan cakupan ilmu pertanian (The nature and scope of agricultural sceinces),
Sifat dasar dan cakupan displin antar ilmu yang baru dikembangkan (The nature
and scope of presently developed intersciences disciplines).
4.
Sejarah dan
humaniora (History and humanities). Sejarah dan Humaniora dapat dibagi lagi ke
dalam:
a.
Historiografi
dan studi sejarah (historyography and the study ofhistory), meliputi:
Historiografi (historyography), Penyelidikan dan penelitian sejarah modern
(modern hitorical investigation and research), Filsafat sejarah (Philosophy of
History),
b.
Humaniora
dan kesarjanaan humanistik (the Humanities and humanistics scholarship),
meliputi: Sejarah kesarjanaan humanistik (History of humanistic scholarship),
Humaniora (The humanities).
5.
Filsafat
(philosophy). Filsafat terdiri dari:
a.
Sifat
dasar dan pembagian filsafat (The nature and the divisions of philosophy),
meliputi: Sifat dasar, lingkup dan metode filsafat (The nature, scope and
methods of philosophy), Pembagian filsafat (The divisions of philosophy),
b.
Sejarah
filsafat (History of philosophy), meliputi: Penulisan sejarah filsafat (The
writings of history of philosophy), Sejarah filsafat Barat (History of Western
Philosophy), Filsafat bukan Barat (Non Westerns Philosophy), Filsafat yang
berhubungan dengan agama (Philosophies associated with religions),
c.
Aliran
dan ajaran filsafat (Philosiphycals Schools and doctrines), meliputi:
Aliran-aliran filsafat utama di Barat (Major Philosiphycal Schools in the
West), Teori ada dan eksistensi (Theories of Beeing and Existence), Teori
pikiran, pengetahuan dan daya budi (Theories of Thought and Knowledge and
Faculties of Minds), Teori perilaku (Theories of conduct),
Sedangkan
the World Book Encyclopedia membagi sains menjadi:
1.
Matematika
dan logika (Mathematics and logic). Contohnya: aritmatika, aljabar, kalkulus
dan statistik.
2.
Ilmu
Fisika (The Physical science). Contohnya: Astronomi, kimia, geologi,
meteorologi dan fisika.
3.
Ilmu
Kehidupan (The Life science). Contohnya: Zoologi, botani, fisiologi, taksonomi
dan ekologi.
4.
Ilmu
Sosial (Social science). Contohnya: Antropologi, ekonomi, ilmu politik,
psikologi dan ilmu sosial.
Sementara
itu menurut penulis ilmu pengetahuan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
§ Ilmu kerohanian,
yang meliputi: ilmu jiwa (psikologi) dan ilmu agama.
§ Ilmu humaniora
atau ilmu kebudayaan, yang meliputi: sastra, sejarah, ilmu pendidikan, dan ilmu
filsafat.
§ Ilmu sosial,
yang meliputi: ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu sosial politik, ilmu
ketatanegaraan.
§ Ilmu eksakta dan
tehnik, meliputi: ilmu hayat, ilmu kedokteran, ilmu farmasi, ilmu kedokteran
hewan, ilmu pertanian, ilmu pasti dan alam, ilmu tehnik dan ilmu biologi.
E.
Karakteristik
Masing-Masing Ilmu Pengetahuan
Dalam
subbab ini penulis akan membahas lebih mendalam mengenai karakteristik dari
klasifikasi ilmu pengetahuan yang penulis pilih atau kemukakan tadi.
A.
Ilmu kerohanian,
yang meliputi ilmu jiwa dan agama
Karakternya:
Obyek dari ilmu
ini adalah hasil keyakinan manusia atau dapat dikatakan suatu keadaan spiritual
manusia.
Sifat dari ilmu
ini adalah subyektif.
Hasilnya adalah
manusia akan lebih memperoleh ketenangan dalam menjalani hidupnya atau dapat
dikatakan manusia akan mempunyai keyakinan.
Metodologinya
yaitu dengan menganalisis hasil proyeksi kegiatan spiritual yang ditampakkan
dalam aplikasi kegiatan sehari-hari.
B.
Ilmu humaniora
atau ilmu kebudayaan, yang meliputi: sastra, sejarah, ilmu pendidikan, dan ilmu
filsafat.
Obyeknya adalah
hasil tindakan manusia.
Sifatnya
subyektif.
Hasilnya adalah
manusia akan lebih menghargai hasil karya manusia lainnya. Salah satu maksud
humaniora yaitu meluruskan jalan untuk pendidikan yang lebih lengkap dan
harmonis.
Metodologinya
adalah menganalisis hasil karya manusia yang tampak dalam dunia empiris.
C.
Ilmu sosial,
yang meliputi: ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu sosial politik, ilmu
ketatanegaraan.
Obyeknya adalah
hasil tindakan manusia.
Sifatnya
subyektif.
Hasilnya manusia
akan lebih toleran dengan manusia yang lainnya.
Ada 4 macam
karakteristik pada ilmu sosial:
a.
Ontologi:
Mengutamakan investigasi pada setiap fenomena bahwa apakah realita dapat
berdiri sendiri atau berada dalam pemikiran kita saja.
b.
Epistemologi:
Dasar pengetahuan tentang bagaimana mengerti dunia dan bagaimana mempelajari
realita tersebut.
c.
Human
Nature: Mempelajari hubungan antara manusia dan sesama manusia bahwa apakah
tingkah laku manusia dapat dipastikan atau tidak.
d.
Metodologi:
Gabungan dari ontological, epistomology, dan human nature yang berisi strategi
untuk melakukan penelitian tersebut.
Dari 4 sifat
dasar ilmu sosial, dipecah berdasarkan 2 pandangan dari sudut pandang subyektif
dan obyektif.
1.
Sudut
Pandang Subyektif:
A.
Nominalisme:
Asumsi bahwa realitas sosial adalah relatif dan dunia sosial di luar individu
terbuat dari sekedar nama, konsep, label, yang membantu seseorang untuk
membayangkan suatu kenyataan.
B.
Anti-positivisme:
Mencari di dunia sosial yang relatif dan hanya bisa dimengerti dari sudut
pandang individu.
C.
Voluntarisme:
Berpandangan bahwa seseorang berpikir secara otomatis dan bebas. • Ideografis :
Berdasar pandangan bahwa seseorang membuat, mengubah, dan mengerti dunia dengan
mencari ilmu dengan investigasi secara subyektif.
2.
Sudut
Pandang Obyektif :
a.
Realisme:
Asumsi bahwa dunia sosial di luar individu adalah dunia nyata yang terbentuk
dari sesuatu yang keras, tidak berubah dan nyata. • Positivisme : Mencari
penjelasan di dunia sosial dengan melihat segala aturan, parameter dan
hubungan. Hal ini dapat dipahami dengan mengkotak-kotakkan suatu variabel tak
terukur dan memberikan parameter ukuran pada variabel tersebut, kemudian
membuat hubungan antar-variabel.
b.
Determinisme:
Berpandangan bahwa seseorang merupakan bagian yang diatur dan dipengaruhi oleh
situasi dan lingkungan dimana ia berada. • Nomotetik : Berpandangan bahwa
dengan menekankan pentingnya riset berprotokol dan sistematika yang baik untuk
menganalisa hubungan dan keunikan antar elemen. Menggunakan tes kuantitatif
seperti survey dan tes kepribadian.
D.
Ilmu eksakta dan
tehnik, meliputi: ilmu hayat, ilmu kedokteran, ilmu farmasi, ilmu kedokteran
hewan, ilmu pertanian, ilmu pasti dan alam, ilmu tehnik dan ilmu biologi.
Obyek dari ilmu
pengetahuan ini adalah alam.
Sifatnya adalah
obyektif.Hasilnya manusia akan lebih memperoleh kemudahan dalam menjalankan hidup.
Sumber Pusataka:
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda